Opocak bisnis- Peluh meleleh di dahi Ramidi pada siang terik di
Duri Semanan, Kalideres, Jakarta Barat. Sosok pria yang dipercaya
sebagai Ketua RT 02 RW 01 itu tengah membenahi pengeras suara pada Sabtu
(9/2/2013). Pembagian bantuan bagi korban banjir di daerahnya barulah
usai.
Tak ada raut kekecewaan di wajahnya. Meski, banjir setinggi semeter lebih pada pertengahan Januari silam merendam kawasan tempat tinggalnya. "Tujuh hari air enggak surut,"aku bapak dua anak itu mengawali ceritanya.
Di Duri Semanan, tutur Ramidi, warga mengenalnya sebagai salah satu penggerak budi daya lele. Sejak 2010, ia memelopori pemanfaatan lahan di situ.
Wilayah RT 02 RW 01 dan RT 07 RW 01 terbilang cekung. Ada dua sungai yang melingkupi wilayah itu. Di Utara, warga menyebut Sungai Gendong. Sementara, di Selatan ada Sungai Gawangan."Gara-gara cekung, tempat kami langganan banjir,"kata Ramidi.
Lantaran cekung pula, ada tempat-tempat yang menjadi genangan air. Ide memanfaatkan lahan macam itu pun muncul di benak Ramidi. "Saya mengajak teman-teman membuat karamba memelihara lele di tempat genangan itu,"kenang Ramidi.
Awalnya, Ramidi menjumpai banyak tantangan. Paling tidak ia mesti mencari pakan lele ke pasar-pasar sekitar Duri Semanan, seperti Pasar Kalideres. Ia menyambangi pedagang-pedagang ayam potong untuk mengambil limbah seperti jeroan maupun usus yang tak laku dijual. "Lele senang sekali makan usus ayam," terangnya.
Tak hanya itu, ia merogoh kocek hingga sejuta rupiah untuk membeli bibit lele dumbo (clarias gariepinus) dan sangkuriang (clarias sp). Saat memiliki satu karamba, ia mengisinya dengan 5.000 bibit lele. Alhasil, sampai sekarang, Ramidi sudah memunyai enam karamba. "Dalam sebulan saya bisa panen rata-rata 3 kuintal,"tutur kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah ini.
Mandiri
Kini, ada sekitar 100 karamba di Duri Semanan. Terus, ada 18 anggota kelompok budi daya lele yang kebanyakan menempatkan karamba mereka di Situ Bulak, begitu warga mengenal tempat genangan di Duri Semanan.
Tiga tahun lewat, keberhasilan Ramidi dan kawan-kawannya kian dikenal. Pengepul lele pun makin sering bertandang, membeli panenan. Satu kilogram lele banderolnya Rp 18.000, kini.
Keberhasilan Ramidi pun beroleh ganjaran positif. Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Barat memberi penghargaan sebagai tokoh yang mampu memanfaatkan lahan. Lalu, gelontoran bantuan dari Dinas Perikanan Jakarta Barat pun hadir. Belum lama, kata Ramidi, ada bantuan berupa enam karung pakan lele dan 50 botol rojolele alias perangsang pertumbuhan ikan. "Saya senang karena bisa mandiri dan mengajak teman-teman jadi punya pekerjaan,"kenang mantan karyawan pabrik tekstil ini.
Saat berbicara tentang banjir yang belum lama ini merendam Duri Semanan, Ramidi mengaku air bah sempat menghanyutkan lele piaraan kelompoknya. Paling tidak, saat panen pascabanjir, kelompoknya cuma meraup tujuh kuintal lele. "Kalau enggak banjir, kami bisa panen rata-rata satu ton per bulan,"imbuh Ramidi.
Sementara itu, bantuan bagi korban banjir seperti disebutkan di atas berasal dari PT Global Succes Chain, produsen minyak kayu putih dan aromatherapy berbentuk roll on, Safe Care. Di Duri Semanan, kata Manager Sales Marketing Benny Kusuma, pihaknya membagikan 880 paket produk bagi sekitar 280 keluarga.
Selain Duri Semanan, program bantuan itu dilakukan di Karawang sebanyak 1.000 paket dan di Penjaringan, Jakarta Utara 1.000 paket.
Soal target, Benny menjelaskan kalau pihaknya pada 2013 membidik pertumbuhan 40 persen. Tahun silam, produksi mencapai sejuta botol tiap satu bulan.
Pasar kelompok roll on secara nasional, terang Benny mencapai 10 juta botol. Ke depan, perusahaan mencoba merebut 40 persen penguasaan.
Tak ada raut kekecewaan di wajahnya. Meski, banjir setinggi semeter lebih pada pertengahan Januari silam merendam kawasan tempat tinggalnya. "Tujuh hari air enggak surut,"aku bapak dua anak itu mengawali ceritanya.
Di Duri Semanan, tutur Ramidi, warga mengenalnya sebagai salah satu penggerak budi daya lele. Sejak 2010, ia memelopori pemanfaatan lahan di situ.
Wilayah RT 02 RW 01 dan RT 07 RW 01 terbilang cekung. Ada dua sungai yang melingkupi wilayah itu. Di Utara, warga menyebut Sungai Gendong. Sementara, di Selatan ada Sungai Gawangan."Gara-gara cekung, tempat kami langganan banjir,"kata Ramidi.
Lantaran cekung pula, ada tempat-tempat yang menjadi genangan air. Ide memanfaatkan lahan macam itu pun muncul di benak Ramidi. "Saya mengajak teman-teman membuat karamba memelihara lele di tempat genangan itu,"kenang Ramidi.
Awalnya, Ramidi menjumpai banyak tantangan. Paling tidak ia mesti mencari pakan lele ke pasar-pasar sekitar Duri Semanan, seperti Pasar Kalideres. Ia menyambangi pedagang-pedagang ayam potong untuk mengambil limbah seperti jeroan maupun usus yang tak laku dijual. "Lele senang sekali makan usus ayam," terangnya.
Tak hanya itu, ia merogoh kocek hingga sejuta rupiah untuk membeli bibit lele dumbo (clarias gariepinus) dan sangkuriang (clarias sp). Saat memiliki satu karamba, ia mengisinya dengan 5.000 bibit lele. Alhasil, sampai sekarang, Ramidi sudah memunyai enam karamba. "Dalam sebulan saya bisa panen rata-rata 3 kuintal,"tutur kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah ini.
Mandiri
Kini, ada sekitar 100 karamba di Duri Semanan. Terus, ada 18 anggota kelompok budi daya lele yang kebanyakan menempatkan karamba mereka di Situ Bulak, begitu warga mengenal tempat genangan di Duri Semanan.
Tiga tahun lewat, keberhasilan Ramidi dan kawan-kawannya kian dikenal. Pengepul lele pun makin sering bertandang, membeli panenan. Satu kilogram lele banderolnya Rp 18.000, kini.
Keberhasilan Ramidi pun beroleh ganjaran positif. Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Barat memberi penghargaan sebagai tokoh yang mampu memanfaatkan lahan. Lalu, gelontoran bantuan dari Dinas Perikanan Jakarta Barat pun hadir. Belum lama, kata Ramidi, ada bantuan berupa enam karung pakan lele dan 50 botol rojolele alias perangsang pertumbuhan ikan. "Saya senang karena bisa mandiri dan mengajak teman-teman jadi punya pekerjaan,"kenang mantan karyawan pabrik tekstil ini.
Saat berbicara tentang banjir yang belum lama ini merendam Duri Semanan, Ramidi mengaku air bah sempat menghanyutkan lele piaraan kelompoknya. Paling tidak, saat panen pascabanjir, kelompoknya cuma meraup tujuh kuintal lele. "Kalau enggak banjir, kami bisa panen rata-rata satu ton per bulan,"imbuh Ramidi.
Sementara itu, bantuan bagi korban banjir seperti disebutkan di atas berasal dari PT Global Succes Chain, produsen minyak kayu putih dan aromatherapy berbentuk roll on, Safe Care. Di Duri Semanan, kata Manager Sales Marketing Benny Kusuma, pihaknya membagikan 880 paket produk bagi sekitar 280 keluarga.
Selain Duri Semanan, program bantuan itu dilakukan di Karawang sebanyak 1.000 paket dan di Penjaringan, Jakarta Utara 1.000 paket.
Soal target, Benny menjelaskan kalau pihaknya pada 2013 membidik pertumbuhan 40 persen. Tahun silam, produksi mencapai sejuta botol tiap satu bulan.
Pasar kelompok roll on secara nasional, terang Benny mencapai 10 juta botol. Ke depan, perusahaan mencoba merebut 40 persen penguasaan.
Sumber : Kompas.com
Posting Komentar
Makasih Komenannya Sob... :D